Beranda | Artikel
Obat Nafsu Syahwat
Rabu, 15 Mei 2024

Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr

Obat Nafsu Syahwat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 05 Dzulqa’dah 1445 H / 13 Mei 2024 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Obat Nafsu Syahwat

Pemuda tersebut pun mendekat dan duduk di depan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka Nabi bertanya kepadanya, ‘Apakah engkau suka jika ibumu yang dizinai?’ Ia mengatakan, ‘Tidak, demi Allah, aku tidak suka.’ Maka Nabi mengatakan, ‘Dan semua orang juga tidak suka ibunya dizinai.’

Kemudian Nabi bertanya, ‘Apakah kamu suka jika yang dizinai adalah putrimu?’ Ia mengatakan, ‘Tidak, demi Allah, Rasulullah, aku tidak suka.’ Maka Nabi mengatakan, ‘Juga seluruh manusia tidak suka untuk putri-putri mereka dizinai.’

Kemudian Nabi bertanya lagi, ‘Apakah kamu suka jika yang dizinai adalah saudari perempuanmu?’ Ia mengatakan, ‘Tidak, demi Allah, Ya Rasulullah, aku tidak suka.’ Maka Nabi mengatakan, ‘Juga seluruh manusia tidak mau jika saudari-saudari mereka dizinai.’

Kemudian Nabi bertanya lagi, ‘Apakah kamu suka jika yang dizinai adalah saudari bapakmu?’ Ia mengatakan, ‘Tidak, demi Allah, Ya Rasulullah.’ Maka Nabi mengatakan, ‘Juga seluruh manusia tidak mau jika saudari-saudari bapak mereka dizinai.’

Kemudian Nabi bertanya lagi, ‘Apakah kamu suka jika yang dizinai adalah saudari ibumu?’ Ia mengatakan, ‘Tidak, demi Allah, Ya Rasulullah.’ Maka Nabi mengatakan, ‘Juga seluruh manusia tidak mau jika saudari-saudari ibu mereka dizinai.’

Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut dan mendoakan,

اللهمَّ اغفرْ ذنبَه وطهِّرْ قلبَه وحصِّنْ فرْجَهُ

‘Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikan hatinya, dan jaga kemaluannya.’

Setelah itu, pemuda itu tidak pernah melihat sesuatu yang buruk lagi.” (HR. Imam Ahmad)

Imam At-Tabrani juga menambahkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

فاكره لهم ما تكره لنفسك، وأحب لهم ما تحب لنفسك

“Maka bencilah untuk manusia apa yang kau benci untuk dirimu, dan sukailah untuk manusia apa yang kau sukai untuk dirimu.” (HR. At-Tabrani)

Sesungguhnya, petunjuk nabi kita yang mulia Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah petunjuk yang paling agung, paling sempurna, paling lurus, dan paling bermanfaat bagi seluruh hamba dalam segala sesuatu dan dalam segala bab. Manusia sangat butuh untuk benar-benar kembali kepada petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mengambil dari sumbernya yang masih bersih, mengambil petunjuk-petunjuknya yang bermanfaat, dan wejangan-wejangan yang sangat agung tentang kelembutannya juga hikmah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam berdakwah.

Hadits yang agung ini menjelaskan tentang cara mengobati penyakit yang sangat berbahaya, juga musibah yang besar, dan dosa yang mengerikan yang bisa jadi manusia terfitnah dan jatuh kepada dosa tersebut, terutama para pemuda, juga terutama di waktu dan di zaman yang fitnah begitu tersebar dan godaan-godaan yang sangat bermacam-macam.

Mari kita perhatikan kisah yang indah ini, yaitu seorang pemuda yang datang ke majelis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di mana di tempat itu ada para sahabat yang mulia. Pemuda tersebut meminta kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk diizinkan berzina. Padahal dia mengetahui bahayanya perkara ini, tetapi karena syahwatnya yang meluap-luap, nafsunya yang sudah tidak tertahan, maka ia terus terang mengatakan, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina.”

Maka para sahabat pun marah dan menggertak dia, kemudian mendiamkannya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “Biarkan,” kemudian meminta dari pemuda tersebut untuk mendekat kepada beliau. Perhatikan kelembutan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sangat besar, kasih sayang beliau, juga cara beliau menasihati dengan sangat baik. Pemuda tersebut mendekat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan duduk di hadapan guru yang terbaik Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kita perhatikan juga pemuda ini, yang datang dengan nafsunya yang begitu menggelora, nafsunya yang sangat kuat yang ada di dalam dadanya sehingga menguasai pemuda tersebut. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengobatinya dengan penuh hikmah, dengan sangat lembut, beliau mengeluarkan penyakit yang menimpa pemuda tersebut. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajaknya untuk berpikir tentang kecemburuan yang Allah jadikan di hati-hati orang beriman terhadap apa-apa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka, menjadi pengganti syahwat yang menggelora tadi, diganti oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan rasa cemburu terhadap para wanita yang menjadi mahram kita. Setiap orang tentu mempunyai kecemburuan terhadap ibunya, kepada putrinya, kepada saudarinya, kepada bibinya, dan mereka tentu tidak ingin kehormatan mereka dirusak, dicabik. Tentu setiap orang yang normal tidak menginginkan hal tersebut.

Maka, di sini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggerakkan obat tadi untuk hati yang dipenuhi dengan syahwat, kemudian diobati dengan rasa cemburu terhadap mahram atau orang-orang terdekat pemuda tersebut.

Sungguh, seorang pemuda di tengah fitnah yang sangat besar seperti ini sangat membutuhkan untuk membangkitkan dalam dirinya kecemburuan yang agung ini, yaitu mengingat bahwa ia juga punya ibu, putri, saudari, bibi, dan tante yang tentu ia tidak suka untuk dirusak kehormatannya. Maka, setiap kali ia melangkah untuk melakukan satu dari perbuatan dosa ini, ia menahannya dengan mengingat hal-hal tersebut, ia ingat bahwa ia juga punya rasa cemburu, dengan izin Allah ini akan menjadi kunci keamanan dan penghalang agar tidak terjatuh kepada perbuatan hina ini.

Dan ini bukan hanya dalam perkara zina, tapi juga semua yang mendekatkan kepada sebab-sebab zina, ini merupakan kaidah umum, yaitu seorang mengingat sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Apakah engkau suka jika itu dilakukan kepada putrimu? Apakah engkau suka jika itu dilakukan kepada saudarimu? Apakah engkau suka jika dilakukan untuk saudari bapakmu? Apakah engkau suka jika dilakukan untuk saudari ibumu?”

Maka, seorang pemuda jika ia terpikir untuk berbicara dengan seorang wanita, baik itu melalui HP atau selainnya, dengan kata-kata yang penuh dosa, meskipun tidak sampai kepada perbuatan zina, hendaklah ia mengingat wasiat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Apakah engkau suka jika dilakukan kepada ibumu? Apakah engkau suka jika dilakukan kepada putrimu? Apakah engkau suka jika dilakukan kepada saudarimu? Kepada bibimu?”

Karena tentu semua manusia yang mulia, yang tabiatnya masih normal, tidak menyukai hal tersebut. Tidak suka untuk dirusak kehormatan putrinya, saudarinya, bibinya, atau ibunya. Tentu semua orang tidak menginginkan hal tersebut. Juga, mereka yang melakukan hal tersebut, yang menipu para pemudi dan memancing para wanita-wanita yang lalai dengan cara-cara mereka, hendaklah mereka mengingat hadits yang mulia ini, yaitu wasiat dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Obat Nafsu Syahwat


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54159-obat-nafsu-syahwat/